Demokrasi
berasal dari bahasa Yunani yaitu "Demos" yang berarti rakyat dan
kratos yang berarti kekuasaan. Secara bahasa Demokrasi
adalah kekuasaan yang berada ditangan rakyat (pemerintahan rakyat). Maksud
dari pemerintahan rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi dipenggang oleh
rakyat. Jadi demokrasi adalah sebuah bentuk sistem pemerintahan dalam rangka
mewujudkan kedaulatan rakyat yang dijalankan oleh pemerintah. Adapun di
Indonesia menganut asas demokrasi Pancasila.
Pengertian dari demokrasi Pancasila adalah demokrasi
yang pelaksanaannya mengutamakan asas musyawarah mufakat untuk kepentingan
bersama (seluruh rakyat). Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kehidupannya
mengandung unsur-unsur pancasila. Oleh karena itu harus diaplikasikan di dalam
kehidupan berbangsa dan berbudaya dengan baik. Pancasila sendiri dikemukakan
oleh Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945 yang pada akhirnya
hingga saat ini tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila.
Namun pada
kenyataannya sistem demokrasi di Negara kita ini masih terbilang belum cukup
baik. Seperti yang kita ketahui bahwa banyak sekali permainan kekuasaan pada
posisi pejabat Negara di negeri ini. Sempat beberapa saat yang lalu terdengar
kabar bahwa pemilihan kepala daerah akan dipilih oleh perwakilan partai
(koreksi jika saya salah). Bukan lagi melalui pemilihan umum. Hal ini justru
akan sangat rentan terhadap praktik-praktik “kongkalikong” pejabat Negara.
Membuat Negara ini seakan-akan tidak transparan dalam berdemokrasi.
Satu lagi, konflik
yang masih hangat hingga saat ini yaitu tentang pemilihan kapolri dengan calon
tunggal berinisisal BG. Sangat heran kenapa calon kapolri hanya satu orang. Apa
dia dianggap yang terbaik oleh golongan tertentu jadi hanya beliau yang
direkomendasikan menjadi kapolri, atau ada “hal-hal” lain yang disembunyikan
golongan tertentu(?). Apalagi beliau juga sempat terkena kasus dugaan korupsi
yang tentu saja mencoreng citra polri dimata masyarakat luas. Bayangkan saja
masa kepala penegak hukum melanggar hukum.
Sesungguhnya
kita mampu menciptakan suasana demokrasi yang bersih tanpa intervensi dari
pihak-pihak manapun sesuai dengan keinginan dan pilihan kita. Tapi para
petinggi-petinggi Negara yang mempunyai kepentingan terselubung menutup itu
semua. Jika para petinggi Negara kita merupakan orang yang “bersih” maka
demokrasi dalam artian sebeenarnya mampu kita jalani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar