Kamis, 28 April 2016

Pilkada DKI

Nama             : Andhika Maulana
NPM              : 10213845
Kelas              : 3EA07
Mata Kuliah   : Bahasa Indonesia 2 (Softskill)

           Sebentar lagi jakarta akan memilih pemimpin barunya, tepatnya tahun 2017. Diharapkan bagi calon yang terpilih agar bisa membenahi persoalan yang sudah sangat sering terjadi di ibu kota indonesia ini. Sebut saja banjir, persoalan yang satu ini kerap datang menghampiri ibu kota dikala cuaca sedang tidak bersahabat. Jika hujan deras lebih dari satu jam biasanya di beberapa kawasan jakarta akan tergenang banjir yang sangat mengganggu aktifitas warga. Akibatnya banyak kendaraan mogok karena kemasukan air dan juga jalanan menjadi rusak karena terlalu lama terendam air.
            Persoalan lainnya adalah kawasan kumuh yang membuat jakarta tidak nyaman untuk dihuni. Banyak rumah-rumah liar berdiri di pinggiran sungai yang akhirnya mempersempit daerah aliran sungai yang akhirnya menyebabkan banjir. Para warga seperti ini harusnya bisa ditertibkan dan dipindahkan ke tempat yang lebih layak. Tentunya agar kawasan yang dijadikan pemukiman liar oleh warga bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh pemerintah agar dijadikan kawasan yang bisa memberi banyak manfaat untuk ibu kota.
            Di jakarta, jumlah kawasan hijaunya sangat sedikit dibandingkan gedung-gedung yang dibangun. Sementara jumlah mal di jakarta merupakan yang terbanyak di dunia. Jumlahnya kurang lebih ada sekitar 50 mal. Hal ini tentunya sangat berlebihan untuk sebuah kota. Mungkin 20 merupakan angka yang maksimal untuk sebuah tempat perbelanjaan dalam satu kota. Karena selebihnya lahan bisa digunakan untuk ruang publik yang lain yang lebih bermanfaat.
            Gubernur DKI saat ini, Basuki Tjahja Purnama atau yang lebih dikenal orang sebagai Ahok, tengah berusaha membenahi ibukota dengan berbagai cara. Diantaranya penggusuran tempat-tempat yang dianggap ilegal tetapi masih ditempati oleh warga. Sebagai gantinya mereka diberi tempat tinggal berupa rumah susun dengan biaya sewa sekitar 100 sampai 200 ribu per bulan. Tetapi ada beberapa oknum yang menyalahgunakan fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah. Tampak ada beberapa warganya malah menyewakan rumah susun tersebut kepada orang lain dan mereka malah kembali tinggal di kawasan kumuh tersebut. Diberi fasilitas tetapi malah disalahgunakan, tentunya hal ini sangat menyalahi aturan yang sudah ditetapkan pemerintah.
            Di pilkada nanti, ada beberapa nama yang akan menjadi lawan ahok. Sebut saja Yusril, Hj. Lulung, dan juga Ahmad Dhani. Meskipun beberapa diantaranya yang saya sebutkan namanya belum secara resmi akan mencalonkan diri sebagai gubernur DKI. Yang paling menyita perhatian adalah musisi tanah air Ahmad Dhani akan mencalonkan diri sebagai gubernur. Mungkin kita semua tahu beliau adalah musisi berbakat tanah air yang kemampuannya tidak usah diragukan lagi di belantika musik indonesia, tapi dalam berpolitik tentunya menjadi hal yang berbeda.
            Kerap para artis yang mencalonkan diri jadi wakil rakyat hanya mengandalkan popularitas semata tanpa adanya ilmu yang memadai dibidang yang akan mereka geluti nanti. Hal ini banyak menimbulkan pra kontra di masyarakat. Dimana kita semua tahu masyarakat menginginkan seorang pemimpin daerah yang benar-benar mengerti dengan kondisi dan situasi mereka. Yang memang pro rakyat. Namun beberapa kepala daerah belakangan ini lebih mementingkan kekuasaan dan cenderung mengabaikan keinginan rakyatnya. Terbukti banyak kepala daerah yang terkena kasus hukum seperti tindak pidana korupsi.
            Alangkah baiknya jika para pemimpin di setiap wilayah di negeri ini bersikap profesional dan tidak mementingkan ego mereka semata. Mempunyai pemimpin yang jujur dan bersih merupakan PR bangsa ini. Saat ini masih sangat sedikit kepala daerah yang mempunyai sifat tersebut, sebut saja walikota Bandung, Ridwan Kamil. Beliau merupakan kepala daerah yang cukup terpandang di indonesia. Prestasinya menjadikan wilayah bandung lebih berkembang dibandingkan sebelumnya patut diapresiasi. Di Jakarta pun menurut saya kepala daerahnya sudah sangat baik kinerjanya. Akan tetapi mungkin sifatnya yang agak arogan dianggap oleh sebagian masyarakat merupakan hal yang sangat buruk. Bapak ahok sering kali berkata agak kasar ketika mengomentari suatu hal. Sering kali dianggap marah-marah. Tapi mungkin saja sifat bawaan beliau memang seperti itu, jadi warga jakarta pun harus terbiasa dengan sifatnya yang seperti itu. Yang terpenting adalah kinerja beliau untuk warga jakarta.
            Beberapa waktu yang lalu ahok sempat terseret oleh beberapa kasus kriminal. Berikut saya kutipkan beritanya.

JAKARTA, KOMPAS.com — Banyaknya kasus kriminalitas yang saat ini dikaitkan dengan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diyakini oleh "Teman Ahok " tidak akan memengaruhi elektabilitas masyarakat pada Pilkada DKI 2017 mendatang.
Juru Bicara Teman Ahok, Singgih Widiyastomo, menilai kasus seperti pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, proyek reklamasi, penertiban lahan seperti di Pasar Ikan, hingga rencana penertiban Kampung Luar Batang tak akan mengubah kepercayaan masyarakat kepada Ahok.
"Ini isu yang berkembang di masyarakat. Masyarakat sudah cukup cerdas untuk memilah hal tersebut," ujar Singgih kepadaKompas.com, Rabu (27/4/2016).
Kepercayaan diri Singgih berdasarkan pada hasil survei yang dilakukan Populi Center pada April 2016 yang menyebut elektabilitas Ahok meningkat, meski saat ini polemik pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras dan dugaan suap reklamasi pantai utara Jakarta sedang mengemuka.
Kenaikan tersebut yakni dari 49,5 persen pada Februari 2016 menjadi 50,8 persen pada April 2016. (Baca: "Teman Ahok" Berencana Siapkan Materi Klarifikasi Isu)
"Hasil survei Populi menunjukkan bahwa elektabilitas Ahok masih lebih tinggi dibanding yang lain. Artinya, masyarakat memberikan kepercayaan kepada Ahok. Tapi kembali lagi, kami serahkan semuanya kepada masyarakat biar mereka yang menilai," ujar Singgih.
Dari hasil survei tersebut, Yusril Ihza Mahendra menempati tempat kedua dengan persentase kenaikan dari 3 persen menjadi 5 persen. Selanjutnya, ada pengusaha Sandiaga Uno serta mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault. Keduanya mendapat persentase elektabilitas sebesar 1,5 persen.
Elektabilitas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil atau Emil justru menurun drastis. Turunnya elektabilitas Emil diduga dipicu pernyataannya yang tidak akan mencalonkan diri dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Sementara sebanyak 32,8 persen responden menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
Sebanyak 7,8 persen responden lainnya menjawab bakal calon gubernur lainnya, seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Ketua DPD Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Survei itu dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 15-21 April 2016. Ratusan responden ini dipilih secara acak bertingkat atau multistage random sampling, dengan margin of error lebih kurang 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.


JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, menyebut bahwa saat ini warga Ibu Kota sudah cerdas untuk dapat memilih pemimpinnya.
Hal itu terlihat dari hasil survei Populi Center yang dilakukan pada 15-21 April 2016.
Berdasarkan hasil survei itu, elektabilitas Ahok tetap unggul dibanding bakal calon gubernur lainnya meskipun dia sedang diterpa kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras dan dugaan suap reklamasi Pantai Utara Jakarta.
"Orang sekarang enggak bodoh lagi, mereka makin cerdas menilai mana yang benar, mana yang salah. Semakin dikuyo-kuyo(dizalimi), rakyat akan makin menyatu mendukung Ahok," kata Ikrar dalam rilis yang diterima wartawan, Selasa (25/4/2016).
Berdasarkan survei yang dirilis Populi Center pada 25 April 2016, sebanyak 73,7 persen masyarakat puas dengan kinerja Ahok.
Kemudian, 81,5 persen masyarakat puas dengan kepemimpinan Ahok dan 73,3 persen masyarakat puas dengan kinerja Pemprov DKI Jakarta.
Sementara itu, elektabilitas Ahok naik dari 49,5 persen pada bulan Februari menjadi 50,8 persen pada bulan April. Bahkan, menurut dia, bakal calon gubernur lain sulit menyaingi elektabilitas dan popularitas Ahok.
"Mau pencitraan gaya apa pun tidak mungkin bisa mengalahkan Ahok, kecuali ada bom duit jatuh di Jakarta," kata Ikrar.
"Karya monumental mereka apa? Yang pengusaha, karyawannya sudah diberi upah secara baik tidak? Lebih gede daripada UMR enggak?"
"Kalau ada perusahaannya yang ditutup, mantan karyawannya diberi pesangon gede dan tepat waktu enggak? Yang (mantan) menteri, ada warisan yang monumental enggak?" kata Ikrar menyindir para pengusaha dan mantan menteri yang berniat maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Survei Populi Center melibatkan 400 responden di enam wilayah DKI Jakarta dan dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 15-21 April 2016. Ratusan responden ini dipilih secara acak bertingkat atau multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.



            Dapat kita lihat dari berita diatas beberapa masalah yang menimpa ahok tak membuat beberapa pendukungnya berpindah kelain hati. Mereka masih saja percaya bahwa ahok merupakan orang yang jujur dan mengedepankan kepentingan warganya. Hal ini dibuktikan dengan tingkat elektabilitas ahok naik sebanyak 49,5 persen dari bulan februari menjadi 50,8 persen pada bulan april.
            Beberapa calon walikota jakarta yang berikutnya diharapkan bisa membawa jakarta lebih baik lagi dari sebelumnya. Tidak hanya mementingkan kekuasaan dan kepentingan partai politiknya sendiri. Agar mereka bisa membawa amanah yang dititpkan oleh warga kepada mereka bisa terwujud dan tidak tersangkut kasus hukum yang dapat mencemari nama baik. Karena jika pernah sekali terkena kasus hukum biasanya nama baiknya akan sulit untuk dibersihkan. Yang mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan orang tersebut.
            Dan juga diharapkan bagi bapak walikota jakarta berikutnya agar mendesain ulang tatanan kotanya sebab jalanan-jalanan di ibukota terlampau buruk. Banyak jalanan rusak dan juga pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan menyebabkan kemacetan yang sangat parah. Mereka harus diberikan tempat yang layak untuk berjualan sehingga tidak mengambil badan jalan yang menyebabkan kemacetan. Dan juga perluas lagi wilayah aliran sungai agar setiap hujan lebat setidaknya meminimalisasi peluang terjadinya banjir. Dan juga berlakukan sosialisasi arti pentingnya membuang sampah pada tempatnya agar sungai disekitar tidak tercemar dan menjadi sarang penyakit yang cukup berbahaya.
            Dan juga bangun fasilitas umum yang bisa digunakan oleh orang banyak seperti taman bermain dan ruang terbuka hijau lainnya agar terlihat indah dan asri sehingga udara disekitar ibu kota tidak lagi terlalu banyak tercemar oleh polusi yang bisa menyebabkan penyakit bagi warganya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar