NPM : 10213845
Kelas : 3EA07
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2 (Softskill)
Sebentar lagi jakarta akan
memilih pemimpin barunya, tepatnya tahun 2017. Diharapkan bagi calon yang
terpilih agar bisa membenahi persoalan yang sudah sangat sering terjadi di ibu
kota indonesia ini. Sebut saja banjir, persoalan yang satu ini kerap datang menghampiri
ibu kota dikala cuaca sedang tidak bersahabat. Jika hujan deras lebih dari satu
jam biasanya di beberapa kawasan jakarta akan tergenang banjir yang sangat
mengganggu aktifitas warga. Akibatnya banyak kendaraan mogok karena kemasukan
air dan juga jalanan menjadi rusak karena terlalu lama terendam air.
Persoalan lainnya adalah kawasan kumuh yang membuat
jakarta tidak nyaman untuk dihuni. Banyak rumah-rumah liar berdiri di pinggiran
sungai yang akhirnya mempersempit daerah aliran sungai yang akhirnya
menyebabkan banjir. Para warga seperti ini harusnya bisa ditertibkan dan
dipindahkan ke tempat yang lebih layak. Tentunya agar kawasan yang dijadikan
pemukiman liar oleh warga bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh pemerintah agar
dijadikan kawasan yang bisa memberi banyak manfaat untuk ibu kota.
Di jakarta, jumlah kawasan hijaunya sangat sedikit
dibandingkan gedung-gedung yang dibangun. Sementara jumlah mal di jakarta
merupakan yang terbanyak di dunia. Jumlahnya kurang lebih ada sekitar 50 mal.
Hal ini tentunya sangat berlebihan untuk sebuah kota. Mungkin 20 merupakan
angka yang maksimal untuk sebuah tempat perbelanjaan dalam satu kota. Karena
selebihnya lahan bisa digunakan untuk ruang publik yang lain yang lebih
bermanfaat.
Gubernur DKI saat ini, Basuki Tjahja Purnama atau yang
lebih dikenal orang sebagai Ahok, tengah berusaha membenahi ibukota dengan
berbagai cara. Diantaranya penggusuran tempat-tempat yang dianggap ilegal
tetapi masih ditempati oleh warga. Sebagai gantinya mereka diberi tempat tinggal
berupa rumah susun dengan biaya sewa sekitar 100 sampai 200 ribu per bulan.
Tetapi ada beberapa oknum yang menyalahgunakan fasilitas yang telah diberikan
oleh pemerintah. Tampak ada beberapa warganya malah menyewakan rumah susun
tersebut kepada orang lain dan mereka malah kembali tinggal di kawasan kumuh
tersebut. Diberi fasilitas tetapi malah disalahgunakan, tentunya hal ini sangat
menyalahi aturan yang sudah ditetapkan pemerintah.
Di pilkada nanti, ada beberapa nama yang akan menjadi
lawan ahok. Sebut saja Yusril, Hj. Lulung, dan juga Ahmad Dhani. Meskipun
beberapa diantaranya yang saya sebutkan namanya belum secara resmi akan
mencalonkan diri sebagai gubernur DKI. Yang paling menyita perhatian adalah
musisi tanah air Ahmad Dhani akan mencalonkan diri sebagai gubernur. Mungkin
kita semua tahu beliau adalah musisi berbakat tanah air yang kemampuannya tidak
usah diragukan lagi di belantika musik indonesia, tapi dalam berpolitik
tentunya menjadi hal yang berbeda.
Kerap para artis yang mencalonkan diri jadi wakil rakyat
hanya mengandalkan popularitas semata tanpa adanya ilmu yang memadai dibidang
yang akan mereka geluti nanti. Hal ini banyak menimbulkan pra kontra di
masyarakat. Dimana kita semua tahu masyarakat menginginkan seorang pemimpin
daerah yang benar-benar mengerti dengan kondisi dan situasi mereka. Yang memang
pro rakyat. Namun beberapa kepala daerah belakangan ini lebih mementingkan
kekuasaan dan cenderung mengabaikan keinginan rakyatnya. Terbukti banyak kepala
daerah yang terkena kasus hukum seperti tindak pidana korupsi.
Alangkah baiknya jika para pemimpin di setiap wilayah di
negeri ini bersikap profesional dan tidak mementingkan ego mereka semata.
Mempunyai pemimpin yang jujur dan bersih merupakan PR bangsa ini. Saat ini
masih sangat sedikit kepala daerah yang mempunyai sifat tersebut, sebut saja
walikota Bandung, Ridwan Kamil. Beliau merupakan kepala daerah yang cukup
terpandang di indonesia. Prestasinya menjadikan wilayah bandung lebih
berkembang dibandingkan sebelumnya patut diapresiasi. Di Jakarta pun menurut
saya kepala daerahnya sudah sangat baik kinerjanya. Akan tetapi mungkin
sifatnya yang agak arogan dianggap oleh sebagian masyarakat merupakan hal yang
sangat buruk. Bapak ahok sering kali berkata agak kasar ketika mengomentari
suatu hal. Sering kali dianggap marah-marah. Tapi mungkin saja sifat bawaan beliau
memang seperti itu, jadi warga jakarta pun harus terbiasa dengan sifatnya yang
seperti itu. Yang terpenting adalah kinerja beliau untuk warga jakarta.
Beberapa waktu yang lalu ahok sempat terseret oleh
beberapa kasus kriminal. Berikut saya kutipkan beritanya.
JAKARTA, KOMPAS.com — Banyaknya kasus kriminalitas
yang saat ini dikaitkan dengan Gubernur Basuki Tjahaja
Purnama atau Ahok
diyakini oleh "Teman Ahok " tidak akan memengaruhi elektabilitas
masyarakat pada Pilkada DKI 2017 mendatang.
Juru Bicara Teman Ahok,
Singgih Widiyastomo, menilai kasus seperti pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras,
proyek reklamasi, penertiban lahan seperti di Pasar Ikan, hingga rencana
penertiban Kampung Luar Batang tak akan mengubah kepercayaan masyarakat kepada
Ahok.
"Ini isu yang
berkembang di masyarakat. Masyarakat sudah cukup cerdas untuk memilah hal
tersebut," ujar Singgih kepadaKompas.com, Rabu
(27/4/2016).
Kepercayaan diri Singgih
berdasarkan pada hasil survei yang dilakukan Populi Center pada April 2016 yang
menyebut elektabilitas Ahok meningkat, meski saat ini polemik pembelian lahan
Rumah Sakit Sumber Waras dan dugaan suap reklamasi pantai utara
Jakarta sedang mengemuka.
Kenaikan tersebut yakni
dari 49,5 persen pada Februari 2016 menjadi 50,8 persen pada April 2016. (Baca: "Teman
Ahok" Berencana Siapkan Materi Klarifikasi Isu)
"Hasil survei Populi
menunjukkan bahwa elektabilitas Ahok masih lebih tinggi dibanding yang lain.
Artinya, masyarakat memberikan kepercayaan kepada Ahok. Tapi kembali lagi, kami
serahkan semuanya kepada masyarakat biar mereka yang menilai," ujar
Singgih.
Dari hasil survei
tersebut, Yusril Ihza Mahendra menempati tempat kedua dengan
persentase kenaikan dari 3 persen menjadi 5 persen. Selanjutnya, ada pengusaha Sandiaga Uno serta mantan Menteri Pemuda dan
Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault.
Keduanya mendapat persentase elektabilitas sebesar 1,5 persen.
Elektabilitas Wali Kota
Bandung Ridwan Kamil atau Emil justru menurun drastis.
Turunnya elektabilitas Emil diduga dipicu pernyataannya yang tidak akan
mencalonkan diri dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Sementara sebanyak 32,8 persen
responden menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
Sebanyak 7,8 persen
responden lainnya menjawab bakal calon gubernur lainnya, seperti Wali Kota
Surabaya Tri Rismaharini,
Ketua DPD Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli,
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful
Hidayat.
Survei itu dilakukan
dengan wawancara tatap muka pada 15-21 April 2016. Ratusan responden ini
dipilih secara acak bertingkat atau multistage
random sampling, dengan margin
of error lebih kurang
4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Politik Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, menyebut bahwa saat ini warga
Ibu Kota sudah cerdas untuk dapat memilih pemimpinnya.
Hal itu terlihat dari
hasil survei Populi Center yang dilakukan pada 15-21 April 2016.
Berdasarkan hasil survei
itu, elektabilitas Ahok tetap unggul dibanding bakal calon gubernur lainnya
meskipun dia sedang diterpa kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras dan dugaan suap reklamasi Pantai Utara
Jakarta.
"Orang sekarang
enggak bodoh lagi, mereka makin cerdas menilai mana yang benar, mana yang
salah. Semakin dikuyo-kuyo(dizalimi),
rakyat akan makin menyatu mendukung Ahok," kata Ikrar dalam rilis yang
diterima wartawan, Selasa (25/4/2016).
Berdasarkan survei yang
dirilis Populi Center pada 25 April 2016, sebanyak 73,7 persen masyarakat puas
dengan kinerja Ahok.
Kemudian, 81,5 persen
masyarakat puas dengan kepemimpinan Ahok dan 73,3 persen masyarakat puas dengan
kinerja Pemprov DKI Jakarta.
Sementara itu,
elektabilitas Ahok naik dari 49,5 persen pada bulan Februari menjadi 50,8
persen pada bulan April. Bahkan, menurut dia, bakal calon gubernur lain sulit
menyaingi elektabilitas dan popularitas Ahok.
"Mau pencitraan gaya
apa pun tidak mungkin bisa mengalahkan Ahok, kecuali ada bom duit jatuh di
Jakarta," kata Ikrar.
"Karya monumental
mereka apa? Yang pengusaha, karyawannya sudah diberi upah secara baik tidak?
Lebih gede daripada UMR enggak?"
"Kalau ada
perusahaannya yang ditutup, mantan karyawannya diberi pesangon gede dan tepat
waktu enggak? Yang (mantan) menteri, ada warisan yang monumental enggak?"
kata Ikrar menyindir para pengusaha dan mantan menteri yang berniat maju dalam
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Survei Populi Center
melibatkan 400 responden di enam wilayah DKI Jakarta dan dilakukan dengan
wawancara tatap muka pada 15-21 April 2016. Ratusan responden ini dipilih
secara acak bertingkat atau multistage
random sampling dengan margin
of error lebih kurang
4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dapat kita
lihat dari berita diatas beberapa masalah yang menimpa ahok tak membuat
beberapa pendukungnya berpindah kelain hati. Mereka masih saja percaya bahwa
ahok merupakan orang yang jujur dan mengedepankan kepentingan warganya. Hal ini
dibuktikan dengan tingkat elektabilitas ahok naik sebanyak 49,5 persen dari
bulan februari menjadi 50,8 persen pada bulan april.
Beberapa calon
walikota jakarta yang berikutnya diharapkan bisa membawa jakarta lebih baik
lagi dari sebelumnya. Tidak hanya mementingkan kekuasaan dan kepentingan partai
politiknya sendiri. Agar mereka bisa membawa amanah yang dititpkan oleh warga
kepada mereka bisa terwujud dan tidak tersangkut kasus hukum yang dapat
mencemari nama baik. Karena jika pernah sekali terkena kasus hukum biasanya
nama baiknya akan sulit untuk dibersihkan. Yang mengakibatkan turunnya
kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan orang tersebut.
Dan juga
diharapkan bagi bapak walikota jakarta berikutnya agar mendesain ulang tatanan
kotanya sebab jalanan-jalanan di ibukota terlampau buruk. Banyak jalanan rusak
dan juga pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan menyebabkan
kemacetan yang sangat parah. Mereka harus diberikan tempat yang layak untuk
berjualan sehingga tidak mengambil badan jalan yang menyebabkan kemacetan. Dan juga
perluas lagi wilayah aliran sungai agar setiap hujan lebat setidaknya
meminimalisasi peluang terjadinya banjir. Dan juga berlakukan sosialisasi arti
pentingnya membuang sampah pada tempatnya agar sungai disekitar tidak tercemar
dan menjadi sarang penyakit yang cukup berbahaya.
Dan juga bangun
fasilitas umum yang bisa digunakan oleh orang banyak seperti taman bermain dan
ruang terbuka hijau lainnya agar terlihat indah dan asri sehingga udara
disekitar ibu kota tidak lagi terlalu banyak tercemar oleh polusi yang bisa
menyebabkan penyakit bagi warganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar