Rabu, 06 Mei 2015

Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika



Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika adalah konferensi yang diadakan oleh Negara-negara Asia Afrika khususnya mereka yang baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar, Sri Lanka , India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya. 

Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin. kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat. keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat. penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Perancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial perancis di Aljazair. Dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat.

Beberapa saat yang lalu kita telah menyelenggarakan KTT Asia Afrika ke 60 berlokasi di Bandung & Jakarta. Menurut Presiden Jokowi, KTT Asia Afrika ini telah menghasilkan tiga dokumen penting, yaitu Pesan Bandung 2015, Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Asia dan Afrika, dan Deklarasi Mengenai Palestina. Tentu saja dengan diadakannya konferensi ini akan mempererat hubungan & kerjasama antar Negara dalam berbagai bidang. Khususnya sektor ekonomi dan sosial. Hal ini akan mempermudah Negara-negara yang sedang berkembang untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya untuk setidaknya mengimbangi Negara-negara maju. Terutama dalam sektor ekonomi, jika kegiatan ekspor impor berjalan maksimal maka akan mempengaruhi pendapatan Negara sehingga lebih maksimal.

Dan baru beberapa minggu yang lalu kita mendengar bahwa telah terjadi gempa di Negara Nepal dengan 7,9 SR yang menewaskan ribuan korban jiwa. Dan para relawan pun berdatangan dari seluruh dunia untuk member bantuan kemanusiaan. Dengan adanya konferensi ini secara tidak langsung akan semakin mempererat hubungan kemanusiaan antar Negara untuk saling bantu-membantu dalam menangani musibah yang dialami negeri tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar